Obat dan Terapi Kista, Mioma, Endometriosis, Benjolan Payudara dan Tumor Selain Operasi
Tampilkan postingan dengan label Hamil dan Seks. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hamil dan Seks. Tampilkan semua postingan

Seks Tanpa Hamil


Tidak semua pasangan yang sudah menikah ingin langsung memiliki momongan. Ingin melanjutkan studi atau mengejar jenjang karier biasanya menjadi alasan. Bila tidak ingin menggunakan alat kontrasepsi, bagaimana cara melakukan hubungan seks tanpa risiko hamil? Apakah dengan memakai kondom saja bisa menjamin tidak akan hamil?

Sebenarnya pencegahan atau penundaan kehamilan dengan menggunakan sistem KB kalender atau pantang berkala mempunyai kegagalan yang paling tinggi dibandingkan metode-metode kontrasepsi lainnya.

Mengapa? Karena sekalipun Anda memiliki siklus haid yang teratur, sering kali terjadi ketidakakuratan dalam menentukan masa subur Anda. Dengan demikian, sangat tidak disarankan untuk menggunakan metode ini jika Anda benar-benar tidak menginginkan kehamilan.

Sementara itu, metode barrier seperti kondom mempunyai tingkat keberhasilan yang lebih tinggi untuk mencegah kehamilan, yaitu sekitar 80-95 persen. Sebagai tambahan informasi, tidak ada satupun metode kontrasepsi yang bisa memberikan garansi 100 persen untuk mencegah kehamilan.

Masing-masing metode mempunyai angka keberhasilan dan kegagalan yang berbeda-beda. Jadi, pilihan tergantung pada Anda. Pilihlah alat kontrasepsi yang nyaman buat Anda.(Kompas,Kamis, 16 Juli 2009)

Gairah Membuncah Saat Hamil? Wajar, Kok


Seks saat kehamilan bukan hal yang ditabukan dan aman untuk dilakukan. Kecuali Anda memiliki risiko kehamilan yang tinggi dan dokter Anda menyarankan untuk tidak melakukannya, seks bisa dilakukan saat kehamilan. Berikut adalah penjelasan oleh Susan Warthus MD, pengarang Darn Good Advice Pregnancy mengenai kekhawatiran wanita karena adanya perubahan mengenai gairah seksual wanita saat hamil.

Anda dan pasangan mungkin akan merasakan adanya perubahan gairah seks pada Anda selama masa kehamilan. Sebagian wanita akan merasa sangat mudah terangsang, yang lainnya akan merasa sangat sulit untuk bergairah. Kedua kondisi ini cukup normal. Selama bulan ke bulan, minggu ke minggu, tubuh Anda akan mengalami perubahan bentuk, ditambah rasa mual yang suka datang tiba-tiba, serta pusing, bukanlah perpaduan yang membuat Anda merasa seksi dan bergairah. Di lain pihak, banyak pula wanita yang merasakan adanya kebutuhan untuk merasa dimanja dan dikagumi pasangannya karena hal yang sama, sehingga merasa lebih mudah untuk lebih menginisiasikan seks.

Begitu pun dengan pasangan Anda. Ada sebagian pria yang merasa lebih tertarik dengan bentuk tubuh pasangannya yang lebih berisi dan kenyal. Ada pula yang merasa risih karena berpikir seputar kondisi Anda dan si bayi yang ada di dalam Anda. Satu-satunya cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mendiskusikannya dengan pasangan. Malah, bisa jadi hubungan intim saat kehamilan bisa makin merekatkan Anda dan pasangan. Karena, berhubungan intim tak selalu berarti melibatkan penetrasi, bisa saja hanya dengan berpelukan atau menikmati kehadiran satu sama lain.(Kompas,Sabtu, 10/4/2010)

Pentingnya Orgasme Saat Hamil

Hamil memang membuat gerakan Anda menjadi terbatas, tetapi Anda tidak harus berhenti berhubungan seks. Hubungan seks ternyata amat disarankan untuk ibu hamil, kecuali Anda memiliki risiko kelahiran prematur atau masalah kehamilan lainnya. Bahkan, bila perlu hingga mencapai orgasme.

Orgasme membantu membuat tubuh Anda rileks dan mengatasi berbagai ketidaknyamanan lain yang dialami selama kehamilan. Contohnya, mual-muntah, otot-otot yang kaku, hingga perasaan mudah kesal atau marah.

Menurut Danielle Cavallucci, penulis Your Orgasmic Pregnancy: Little Sex Secrets Every Hot Mama Should Know, sebagian perempuan bahkan mengalami orgasme (atau multiorgasme) untuk pertama kalinya saat hamil. Kepada majalah Fit Pregnancy, Cavallucci mengatakan bahwa orgasme bisa menjadi lebih intens karena alat kelamin dan area tulang panggul (termasuk rahim) yang terisi dengan pembuluh darah menjadi lebih membesar sehingga area vagina menjadi lebih sensitif. Dalam kondisi seperti itu, stimulasi apa pun sering kali cukup mampu mendorong Anda mencapai puncak.

Meskipun demikian, kondisi ini cenderung terjadi pada trimester pertama dan kedua. Pada trimester ketiga, rahim Anda tidak dapat berkontraksi sepenuhnya selama orgasme. Oleh karena itu, walaupun Anda merasa bergairah, Anda tidak akan mampu mencapai klimaks.

Bagi Anda yang merasa risi atau tidak dapat berhubungan intim dengan suami, masturbasi merupakan cara lain yang disarankan. Anda mungkin tak pernah membayangkan bahwa masturbasi, khususnya saat kehamilan, merupakan ide yang menarik. Namun, masturbasi bisa menjadi sarana untuk relaksasi diri, terutama ketika Anda merasa begitu tidak nyaman dengan fenomena tubuh Anda saat itu.

Bagi para perempuan, aktivitas ini mungkin dianggap terlalu memaksakan diri. Hambatannya antara lain keamanan si janin. Kekhawatiran ini sebenarnya tidak perlu jadi alasan.

"Jangan khawatir mengenai bayi. Bercinta atau orgasme tidak akan mencederai bayi. Kondisi itu bahkan terasa seperti suatu pijatan," kata Cavallucci.

Para dokter bahkan mengatakan, bantuan berupa sex toy yang mengharuskan Anda memasukkannya ke dalam vagina pun masih dianggap cukup aman, sama halnya ketika Anda melakukan intercourse dengan suami.(Kompas,Senin, 31/5/2010)