Obat dan Terapi Kista, Mioma, Endometriosis, Benjolan Payudara dan Tumor Selain Operasi
Tampilkan postingan dengan label Ejakulasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ejakulasi. Tampilkan semua postingan

Ada apa dengan Disfungsi Ereksi dan Ejakulasi Dini?

Disfungsi Ereksi...Menjadi masalah yang paling umum dikeluhkan oleh kaum Adam, Apa dan bagaimana kiat-kiat menghadapinya. Simak kumpulan artikel berikut ini.



Disfungsi Ereksi
1.            11 Cara Cegah Disfungsi Ereksi
2.            Anda Disfungsi Ereksi?
3.            Belum Penetrasi Kok Sudah Selesai?
4.            Belum Tegak Udah Loyo
6.            Empat Saran agar Selalu Ereksi
7.            Ereksi, Bagaimana Terjadi?
8.            Ereksi Pagi Hari, Pertanda Sehat
18.        Impotensi Bisa Disembuhkan
23.        Anda Disfungsi Ereksi?
24.        Ereksi, Bagaimana Terjadi?
29.        Mengenal Gangguan Seksual

Ejakulasi Dini
32.        4 Teknik Penunda Ejakulasi
36.        Etika Ejakulasi

Ejakulasi Dini Hambat Kehamilan?



“Kami sudah menikah 10 tahun, tetapi sampai sekarang belum dikaruniai anak. Suami berumur 42 tahun, saya 38 tahun.
Suami mengalami ejakulasi dini, sehingga saya jarang sekali mencapai kepuasan bila melakukan hubungan intim. Walaupun tidak memuaskan, saya tetap bersedia melakukan hubungan intim  1-2 kali seminggu karena masih ingin hamil.

Pertanyaan saya, apakah karena ejakulasi dini dan jarang merasa puas, saya belum juga hamil sampai sekarang? Saya sudah periksa ke beberapa dokter ahli, tetapi hasilnya nihil. Dokter hanya menyarankan agar saya sabar menunggu. Sampai kapan harus menunggu, sementara usia kami terus bertambah?”

RS, Makassar

Tidak Berkaitan
Kehamilan hanya mungkin terjadi kalau berlangsung pembuahan sel telur wanita oleh sel spermatozoa pria. Pembuahan hanya mungkin terjadi kalau hubungan seksual dilakukan pada masa subur wanita. Hubungan seksual di luar masa subur wanita tidak akan menghasilkan pembuahan dan kehamilan.

Pembuahan lebih mudah terjadi kalau keadaan kesuburan pihak suami dan istri baik, dan tidak mengalami gangguan pada sistem reproduksinya. Sebaliknya, kalau kesuburan terganggu dan sistem reproduksi mengalami gangguan, kehamilan mengalami hambatan, bahkan mungkin tidak dapat terjadi.

Ejakulasi dini tidak mencerminkan ada tidaknya gangguan kesuburan. Tidak ada hubungan antara ejakulasi dini dengan keadaan kesuburan seorang pria. Artinya, seorang pria yang mengalami ejakulasi dini, kesuburannya mungkin saja normal. Sebaliknya, pria yang tidak mengalami ejakulasi dini, mungkin saja kesuburannya terganggu, bahkan mandul, sehingga tidak dapat menghasilkan kehamilan.

Gangguan Kesuburan
Ejakulasi dini yang dialami suami bukanlah penyebab Anda tidak hamil, walaupun telah 10 tahun menikah. Kecuali bila ejakulasi dini yang terjadi tergolong berat, sehingga tidak ada sperma yang masuk melalui vagina.

Pria yang menderita ejakulasi dini berat, mengalami ejakulasi sebelum penis masuk ke vagina. Jadi, selama ejakulasi terjadi di dalam vagina kemungkinan dapat menghamili tetap ada, asal kesuburannya baik dan di pihak Anda tidak ada gangguan.

Demikian juga walaupun Anda jarang mengalami orgasme. Orgasme tidak berperan bagi terjadinya pembuahan dan kehamilan. Jadi, walaupun Anda tidak pernah atau jarang mencapai orgasme, kehamilan tetap dapat terjadi.

Masalahnya, adakah gangguan kesuburan atau hambatan pada sistem reproduksi Anda dan suami, sehingga sampai saat ini Anda belum juga hamil? Seharusnya dari hasil pemeriksaan yang telah Anda alami, bila telah lengkap, dapat disimpulkan gangguan atau kelainan apa yang terjadi pada Anda dan suami.

Ini berarti bahwa Anda dan suami harus diperiksa dengan benar dan lengkap untuk membuat kesimpulan ada tidaknya gangguan. Setelah itu barulah dapat dilakukan langkah pengobatan atau tindakan yang tepat.

Namun, memang ada keadaan tertentu yang tidak dapat diatasi lagi. Misalnya kerusakan pada buah pelir sehingga spermatozoa tidak dapat diproduksi sama sekali atau kerusakan pada indung telur sehingga sel telur tidak dapat diproduksi.

Apakah Anda masih dapat hamil atau tidak, tergantung sejauh mana gangguan yang terjadi, baik pada diri Anda maupun suami. Mudah-mudahan hasil pemeriksaan yang dulu pernah Anda lakukan cukup lengkap, sehingga Anda dapat meminta penjelasan lagi kepada dokter yang memeriksa Anda.

Kalau tidak ada gangguan kesuburan pada diri Anda atau suami, tak mungkin kehamilan tidak terjadi dalam waktu yang lama ini.

Konsultasi dijawab oleh Prof Dr Wimpie Pangkahila SpAnd (Kompas,Jumat, 5 Februari 2010 )

Ejakulasi Dini, Periksa ke Mana?



T. Jika saya mempunyai masalah ejakulasi dini, ke dokter mana saya bisa konsultasi? Dokter keluarga atau dokter urologi?

J. Ejakulasi dini merupakan salah satu masalah paling umum dan bisa ditangani oleh dokter keluarga ataupun dokter urologi. Ingatlah bahwa ejakulasi dini dapat diatasi jika pasangan Anda turut terlibat dan membantu dalam mengatasinya. Jangan khawatir, sebagian besar orang berhasil mengatasi masalah ini, jika ditangani dengan baik. (Kompas,Kamis, 10/9/2009)

Ejakulasi Dini Tak Berarti Mandul

Kegelisahan istri berusia 35 tahun ini lengkap sudah. Selain tak kunjung hamil karena suami mengalami gangguan sperma, ia juga sulit orgasme karena suaminya ejakulasi dini. Adakah kaitan antara ejakulasi dini, orgasme, kesuburan, dan kehamilan? Tinggalkan informasi yang keliru!

"Saya berumur 35, suami 40 tahun. Kami sudah lima tahun menikah, tapi belum dikaruniai anak karena suami ejakulasi dini. Suami sudah diperiksa sperma, hasilnya tidak subur. Tertulis oligoasthenoteratozoospermia. Suami sudah diberi obat, tapi hasilnya belum ada dan spermanya tetap cepat keluar. Saya sangat jarang bisa puas saat berhubungan seks.

Yang mau saya tanyakan, apa arti sperma seperti di atas? Mengapa saya belum juga hamil? Apa mungkin saya bisa hamil kalau suami masih tetap ejakulasi dini? Apa mungkin saya bisa hamil kalau jarang mencapai orgasme? Bagaimana caranya agar saya bisa lebih sering merasakan orgasme dan juga agar bisa hamil?"
L.B., Semarang

Perlu periksa fisik
Agar terjadi kehamilan, kesuburan suami dan istri harus baik. Selain itu, tidak ada gangguan pada organ reproduksi sehingga sel spermatozoa dapat membuahi sel telur, kemudian tertanam di dalam rahim.

Kalau proses pembuahan tidak terjadi atau kalau proses tertanamnya hasil pembuahan di dalam rahim terganggu, kehamilan juga tidak terjadi. Kehamilan hanya terjadi kalau hubungan seksual dilakukan saat subur istri, yang terjadi sekali dalam kurang lebih sebulan.

Dari pemeriksaan sperma suami diketahui jumlah sel spermatozoa, gerakan, dan bentuknya tidak normal. Karena itu, kehamilan terhambat. Sayang, Anda tidak mencantumkan seberapa jauh terganggunya jumlah sel spermatozoa, persentase gerakan normalnya, dan berapa persen yang berbentuk normal.

Tentu perlu diketahui lebih jauh apa penyebab gangguan sperma itu. Diperlukan pemeriksaan fisik yang benar terhadap suami. Tanpa pemeriksaan fisik, tidak mungkin diketahui apa penyebab gangguan kesuburan. Boleh jadi ketidakberhasilan pengobatan karena penyebabnya tidak diatasi. Jadi pengobatan yang telah diterima perlu dievaluasi dokter Anda, apakah sudah benar atau tidak.

Informasi salah
Mengenai ejakulasi dini, sebenarnya tidak ada kaitan dengan hambatan kehamilan, kecuali tergolong berat. Ejakulasi dini berat berarti sudah terjadi sebelum penis masuk ke dalam vagina.

Kalau suami Anda mengalami ejakulasi dini berat, wajar bila kehamilan terhambat. Sebaliknya, kalau ejakulasi dini termasuk ringan atau sedang, yaitu sperma masih dapat masuk ke vagina, tidak akan menghambat terjadinya kehamilan.

Dalam masyarakat memang masih beredar informasi salah bahwa pria yang ejakulasi dini berarti tidak subur dan tidak mampu menghamili. Padahal, tidak ada hubungan antara ejakulasi dini (asal bukan yang berat) dengan terhambatnya kehamilan.

Dengan kata lain, ejakulasi dini bukan indikator pria mengalami gangguan kesuburan. Kalau Anda mengalami hambatan orgasme, itu jelas disebabkan suami mengalami ejakulasi dini. Karena itu, suami harus mendapat pengobatan ejakulasi dini. Diharapkan Anda bisa lebih lama melakukan hubungan seksual sehingga terjadi orgasme.

Yang perlu ditekankan, tidak ada pengaruh antara tidak terjadinya orgasme dengan tidak terjadinya kehamilan. Jadi kalau kesuburan suami dan Anda baik, kehamilan dapat terjadi walaupun Anda tidak orgasme.

Sebaliknya, meski Anda selalu orgasme, bila kesuburan suami terganggu, kehamilan pasti terhambat. Sekali lagi, ejakulasi dini bukan berarti tidak subur. Ejakulasi dapat diatasi dengan baik sehingga mampu mengontrol ejakulasi dan kehidupan seksual menjadi lebih baik. Di pihak lain, gangguan kesuburan pria juga dapat diatasi, tergantung penyebabnya dan sejauh mana terjadinya kerusakan organ reproduksi.

Konsultasi seksologi dijawab oleh Prof.Dr.Wimpie Pangkahila, SpAnd. (kOMPAS,Jumat, 25/9/2009 )

Klimaks...Tapi Gagal Ejakulasi




T. Pasangan saya selalu gagal ejakulasi setelah berhubungan seks meskipun telah mencapai klimaks, mengapa demikian?
 

J. Orgasme pada pria selalu dekat dengan ejakulasi. Jarang bagi pria tidak mengalami ejakulasi. Ada sebuah kondisi yang disebut dengan ejakulasi mundur dimana air mani masuk ke dalam kandung kemih karena urat leher kandung kemih longgar, padahal ejakulasi seharusnya keluar melalui saluran kencing. Mintalah pasangan Anda periksa ke dokter untuk memastikan apakah dia menderita ejakulasi mundur.(Kompas,Rabu, 17/6/2009)

Lama Tak Ejakulasi, Sperma Jadi Kental?



T. Saya dengar jika seorang pria tidak berejakulasi dalam jangka waktu lama, spermanya akan sangat kental. Suami saya jarang menjalin hubungan seksual dengan saya serta tidak pernah beronani, tetapi mengapa sperma nya itu tidak kental? Akankah sperma menyegar didalam tubuhnya?

J. Selain kekentalan sperma, seorang pria berejekulasi lebih cepat dan volume sperma akan lebih banyak jika dia telah menurunkan frekuensi ejakulasinya. Pada kasus suami Anda, bisa jadi suami onani sewaktu mandi atau dia mungkin sering mimpi basah yang tidak Anda ketahui.(Kompas,Jumat, 14/8/2009)

4 Teknik Penunda Ejakulasi

Ejakulasi dini atau "junior" yang terlalu cepat "selesai" menempati urutan kedua setelah disfungsi ereksi sebagai gangguan seksual yang paling sering dialami pria. Masalah seksual ini juga mencemaskan para pria karena takut dibilang tidak perkasa.

Seorang pria disebut mengalami ejakulasi dini (ED) bila ia sudah ejakulasi kurang dari dua menit. Menurut dr.Andi Riyanto, Sp.RM, dari RS. Pantiwilasa Citarum, Semarang, pada kondisi normal, seseorang biasanya mampu ejakulasi dan penetrasi selama 5-10 menit.

Ejakulasi dini dibagi menjadi dua jenis, primer dan sekunder. "ED primer terjadi bila sejak awal ia berhubungan seks tidak dapat mengontrol ejakulasinya," katanya. Sedangkan ED sekunder terjadi bila dulunya orang tersebut bisa mengontrol ejakulasi tapi beberapa waktu terakhir ini tidak dapat mengontrolnya karena suatu sebab.

Salah satu cara yang efektif untuk mengatasi ejakulasi dini adalah dengan melakukan terapi seks. "Ini merupakan latihan untuk mengontrol ejakulasi yang dilakukan dengan bantuan istri," paparnya.

Pada dasarnya, terapi seks melibatkan dua teknik, yaitu teknik start and stop, serta teknik squeeze (penekanan), yakni istri menekan bagian pangkal atau ujung penis pada saat suami merasa akan ejakulasi.

Ada beberapa langkah yang bisa dipilih pasangan untuk melakukan terapi seks.
1. Suami berbaring telentang dan istri melakukan masturbasi dengan tangan. Saat suami akan ejakulasi, istri menekan penis (di bagian pangkal atau ujung) untuk menghambat ejakulasi selama 5-10 detik atau sampai rasa ingin ejakulasi reda.

2. Dengan posisi wanita di atas, suami melakukan penetrasi ke vagina. Namun suami tidak boleh melakukan gerakan apa pun. Bila merasa akan ejakulasi, segera cabut penis keluar dan istri melakukan penekanan pada penis. Lakukan beberapa kali.

3. Sama seperti langkah dua, namun suami boleh melakukan sedikit gerakan. Bila akan ejakulasi, segera cabut penis keluar dan istri melakukan penekanan untuk mempertahankan ereksi.

4. Bila suami sudah mulai bisa mengontrol ejakulasi, pasutri bisa melakukan hubungan seksual dengan posisi menyamping (depan atau belakang). Begitu suami merasa akan ejakulasi, coba untuk berhenti dan istri melakukan teknik penekanan. Lalu diulangi lagi.

Menurut dr.Andi, terapi seks harus dilakukan berulang-ulang, minimal selama enam bulan. Terapi ini juga membutuhkan komitmen dari dua belah pihak. "Keengganan dan malas latihan merupakan faktor penyebab kegagalan terapi ini," paparnya.

Untuk menunjang terapi seks, penderita ED disarankan untuk melakukan senam kegel untuk menguatkan otot-otot panggul. Caranya adalah dengan mengontraksikan otot-otot panggul, seperti saat ingin menahan pipis. Lakukan minimal 10 kali setiap hari, secara otomatis Anda akan terbiasa untuk menunda ejakulasi.(Kompas,Sabtu, 6 Maret 2010)

Cairan Mani Pra Ejakulasi Bisa Bikin Hamil?

 Banyak penanya di rubrik konsultasi yang khawatir akan hamil saat melakukan coitus interuptus (melakukan hubungan seksual dengan sperma dikeluarkan di luar vagina). Sebenarnya, apakah cairan mani sebelum ejakulasi bisa menyebabkan kehamilan?

Menurut Roger W.Harms, M.D, penulis buku Mayo Clinic Guide to a Healthy Pregnancy, cairan yang dikeluarkan penis sebelum ejakulasi sangat mungkin mengandung sperma, karenanya tetap bisa menyebabkan kehamilan.

Menarik penis dari vagina sebelum ejakulasi merupakan salah satu bentuk kontrasepsi yang paling kuno. Diperkirakan empat persen orang dewasa di Amerika Serikat menggunakan coitus interuptus untuk mengontrol kehamilan. Tetapi, angka kegagalannya sangat tinggi. Setiap tahunnya, sekitar 27 persen wanita yang memakai metode tersebut hamil.(Kompas,Selasa, 1 September 2009)

Ejakulasi Bikin Pria Berumur Pendek?

Selama hidupnya, seorang pria rata-rata melakukan ejakulasi sebanyak 5.000 kali. “Bila setiap ejakulasi mengeluarkan 200 juta sperma, diperkirakan selama hidupnya ia menghasilkan satu triliun sperma,” ungkap Dr Ferryal Loetan, ASC&T, SpRM, MKes.

Air mani atau semen yang dikeluarkan saat ejakulasi itu berisi vitamin, mineral, protein, dan kalori yang dibutuhkan sperma agar tetap gesit berenang melewati vagina untuk membuahi sel telur. “Sel prostat pada pria juga menghasilkan zat alkalin yang tugasnya menjaga supaya sperma bisa tetap hidup melewati vagina yang sifatnya asam,” kata Dr Loetan, yang juga seorang konsultan seks.

Gara-gara urusan ejakulasi ini, usia harapan hidup pria jadi lebih pendek enam tahun dibandingkan dengan perempuan. “Sehabis ejakulasi, pria selalu kelelahan. Pasalnya, air mani yang jumlahnya sekitar 5 ml setiap ejakulasi itu mengandung zinc, selenium, protein, vitamin A, C, E, dan gula.

Terbuangnya berbagai zat gizi itu lewat ejakulasi menimbulkan rasa lelah, lemas, lapar berkepanjangan. Dilaporkan, energi yang terbuang saat berhubungan seks adalah sebesar 36 kalori atau setara dengan berlari sepanjang 1,5 km,” ujar Dr Loetan.

Telur setengah matang dan STMJ (susu telur madu jahe) tampaknya menjadi pilihan yang pas untuk isi ulang zat-zat gizi yang dibuang tadi. “Telur memang mengandung banyak protein dan di dalamnya terdapat zat gizi seperti yang dibuang saat ejakulasi.
Bila ingin mendapatkan semua zat gizi dalam telur, cara makannya harus dalam keadaan mentah. Pemanasan dapat mengurangi nilai gizinya,” kata Diah Kusuma Dewi, SSi, Apt, farmakolog dari PT Navita Inti Prima.

Namun, kebiasaan mengasup telur setengah matang, apalagi yang berlebihan, bisa menyebabkan efek samping tak menyenangkan. Kadar kolesterol tinggi dalam telur bisa menyebabkan hiperkolesterol atau kolesterol berlebih.

Kandungan avidin dalam telur juga bisa menimbulkan kebotakan. Kebiasaan makan telur mentah juga bisa menyebabkan penyakit tifus karena kulit telur mentah merupakan sarang kuman Salmonella.

Semakin sering melakukan ejakulasi, kata Dr Loetan, air mani akan semakin encer. “Jumlah air mani yang ideal adalah sebesar satu sendok makan. Kuantitas dan kualitasnya amat ditentukan oleh kualitas makanan yang diasup. Tentu harus mengasup gizi seimbang, gaya hidup yang sehat tanpa rokok dan alkohol, apalagi narkoba. Kemudian tidur cukup, rajin berolahraga, dan menghindari polusi,” paparnya.(Kompas,Kamis, 11/2/2010)

Ejakulasi Bikin Prostat Sehat

Hampir setiap pria akan mengalami masalah prostat dalam hidupnya. Selain sangat mengganggu, masalah ini juga menjadi pertanda lewatnya masa muda. Gangguan prostat jarang menyerang pria di bawah usia 45 tahun. Ada banyak cara untuk menjaga kesehatan prostat. Salah satunya adalah dengan ejakulasi secara teratur.

Kelenjar prostat yang hanya terdapat pada pria ini mengelilingi uretra, yaitu saluran tempat mengalirnya urine dari kandung kemih sampai ke ujung penis. Kelenjar prostat memegang peranan penting dalam proses reproduksi, yaitu penghasil sebagain besar cairan yang akan bercampur dengan sperma sehingga terbentuk semen.

Beberapa urolog berpendapat, ada hubungan antara kanker prostat dan orang yang jarang berejakulasi. Dasar pemikirannya kira-kira begini. Untuk memproduksi semen, prostat membutuhkan bahan dari darah seperti seng, asam sitrik, dan potasium lalu memadatkannya. Semua karsinogen yang ada di darah juga dipadatkan. Daripada bikin perkara, lebih baik karsinogen tadi dikeluarkan. Nah, hubungan seksual bisa menyelesaikan hal ini.

Penelitian menunjukkan, ejakulasi lebih sering akan mengurangi risiko terkena kanker prostat. Akan tetapi, kuncinya bukan hanya di hubungan seksualnya. Pasalnya, pria yang suka berhubungan seks dengan banyak pasangan justru mendapat risiko terkena kanker prostat naik sampai 40 persen. Jika ingin mengeluarkan saja, maka masturbasi bisa jadi pilihan.(Kompas,Jumat, 14/5/2010)

Ejakulasi Dini Gara-gara Faktor Gen?

PARA pria yang menderita gara-gara mengalami ejakulasi prematur atau dini  mungkin perlu melihat faktor penyebab lain masalah ini, yakni faktor genetik.

Dari sebuah penelitian yang dilakukan pada hampir 200 pria Belanda ditemukan, klimaks terlalu cepat saat berhubungan intim terkait erat dengan sebuah versi gen yang mengontrol hormon serotonin.

Pria yang memiliki versi gen ini mengalami ejakulasi dua kali lebih cepat dibanding pria lain, demikian hasil penelitian ini. "Kadar serotonin mengontrol kecepatan ejakulasi," ujar para ilmuwan dari Universitas Utrecht dalam jurnal Sexual Medicine.

Tidak pada pikiran
Para relawan dalam penelitian yang dilakukan Dr Marcel Waldinger, sekitar 89 mengalami ejakulasi dini. Selama sebulan pasangan wanita mereka diminta menggunakan pengatur waktu di rumah untuk mengukur lama waktu ejakulasi saat berhubungan seks.

Hasilnya dibandingkan dengan 92 pria lain yang tak memiliki masalah semacam ini. Pada pria yang mengalami ejakulasi dini, kadar serotonin lebih sedikit di antara saraf di bagian otak yang mengontrol ejakulasi.

Dr Waldinger mengatakan, rendahnya aktivitas hormon ini berarti lemahnya sinyal saraf yang ditransfer. "Temuan ini tentu saja kontradiksi dengan keyakinan selama ini yang mengatakan bahwa ejakulasi dini terkait dengan terganggunya kondisi psikis seseorang." ujarnya.

Reaktor
Temuan ini juga mengandung arti bahwa kondisi ini mungkin sekali diselesaikan dengan terapi genetik. Paula Hall, psikoterapis seksual, mengatakan, "Ejakulasi dini jelas sekali tidak sekadar persoalan psikologis." Namun, menurut dia, hal ini bisa juga dipengaruhi unsur psikologis. Jika masalah ini terjadi terkait dengan pasangan, bisa jadi cenderung bersifat psikologis. "Masalah ini merupakan reaktor pemercepat ejakulasi."

Pada orang-orang ini, kata Paula, mereka memiliki refleks yang cepat. "Mereka mungkin bakal bagus saat main tenis, game di komputer, misalnya."

Paula menegaskan, terbuktinya serotonin terkait dengan ejakulasi merupakan pertanda baik. Dengan begitu, para ilmuwan dapat mengembangkan obat-obatan untuk memperlama aksi hormon ini.

Saat ini belum ada obat untuk kondisi ini. Pengobatan masih menggunakan obat antidepresan (bukan untuk depresi,melainkan untuk efek yang tidak diinginkan karena ejakulasi tertunda ini) dan konseling. Sepertiga pria di dunia dikabarkan menderita ejakulasi prematur.(kompas,Jumat, 10/10/2008)

Etika Ejakulasi

Wanita mungkin lebih beruntung karena mereka bisa orgasme di mana saja dan tidak perlu mengkhawatirkan lagi meninggalkan cairan apapun. Di lain pihak, pria sudah tahu sebagai hasil dari kenikmatan yang mereka rasakan sudah termasuk harus bingung dengan kegiatan membersihkan sperma yang dikeluarkan.

Hal ini berarti bagi pria, harus ada rencana etika ejakulasi yang benar termasuk di mana boleh mengeluarkannya dan mana yang tidak boleh, bagaimana membersihkannya dan bagaimana cara membuangnya. Semuanya ini tergantung apa yang disuka dan tidak disuka oleh istri Anda. Jadi pastikan sebelumnya Anda tahu benar-benar apa yang dia mau, begitu cairan klimaks Anda itu keluar.

Koresponden AskMen akan menjelaskan etika ejakulasi berdasarkan lokasi dan situasi, dan termasuk petunjuk apa yang seharusnya tidak pernah Anda lakukan saat ejakulasi.

Dalam 'Miss V'
Jika Anda bercinta tanpa memakai kondom, nampaknya Anda akan menuntaskannya di dalam. Pastikan dia mengetahuinya dan pahami terlebih dahulu siklus masa suburnya agar tidak terjadi kehamilan yang tidak dikehendaki oleh Anda berdua. Pilihan ini yang paling sedikit menuntut tanggung jawab Anda untuk membersihkan karena dia akan lebih memilih untuk membersihkannya sendiri. Istri Anda kemungkinan pergi ke kamar mandi untuk membersihkannya. Tetapi memang ada kemungkinan kalau ada dari cairan Anda itu bisa keluar ke bagian lain sebelum dia pergi ke kamar mandi. Untuk kasus ini, sudah merupakan tanggung jawab Anda untuk membereskan kekacauan yang Anda buat.

Etika: Jangan mengatakan padanya kalau Anda tidak akan ejakulasi di dalam tetapi kemudian pada saatnya Anda malah benar-benar melakukan itu.

Dalam kondom
Ketika menggunakan kondom, pengaman ini harus segera dilepas begitu Anda selesai ejakulasi, sebelum Anda kehilangan ereksi. Ini untuk mencegah tumpahnya sperma ke arah istri Anda atau di tempat tidur. Segera ikat ujungnya sehingga tidak ada yang sampai keluar dan kemudian buanglah ke tempat sampah. Bukan ke toilet atau lantai.

Etika: Jangan memintanya untuk melepaskan kondom Anda. Itu adalah tanggung jawab Anda sendiri.

Dalam mulutnya
Etika ejakulasi yang berhubungan dengan oral seks ini memang sedikit lebih rumit. Pertama-tama Anda harus memastikan mau atau tidak dia melakukannya. Begitu sudah tahu, akan lebih baik istri Anda mengetahui kapan Anda akan ejakulasi. Sehingga dia bisa merasa siap untuk menelannya dan mencegah membuatnya tersedak. Dengan membuatnya tahu juga membuatnya bisa mengubah cara rangsangannya dengan menggunakan tangan untuk membuat Anda mencapai klimaks. Tidak perlu berteriak keras-keras cukup dengan mengucapkannya seperti biasa atau Anda bisa memakai tanda tertentu yang sebelumnya sudah Anda sepakati dengan istri Anda.

Etika: Jangan memegang kepalanya sehingga dia tidak ada pilihan lain selain menelannya. Kalau itu Anda lakukan, blow job tidak akan pernah Anda dapatkan lagi.

Di pantat/dadanya
Beberapa pria punya ide untuk melakukan ejakulasi di bagian dada/pantat dari pasangannya dan beberapa wanita juga menganggapnya seksi. Sekali lagi, ini harus dibicarakan sebelumnya, karena kemungkinan ada wanita yang menganggap ini sebagai suatu hal yang menjijikkan.

Etika: Jangan sampai menggosok-gosokannya. Jangan pula menyebarkannya dengan tangan Anda. Juga jangan sampai menindihnya yang akan membuatnya akan menjadi belepotan di sekujur tubuh Anda berdua. (Kapanlagi,Sabtu, 14 November 2009)

Fakta dan Angka Seputar Ejakulasi Dini

Dalam budaya pop, obrolan soal berapa lama seorang pria mampu bertahan saat berhubungan intim kerap menjadi bahan lelucon. Saling ejek kerap terjadi tatkala pria dianggap terlalu cepat 'selesai' alias prematur.

Tetapi sebenarnya, topik tentang ejakulasi prematur/dini (ED) menjadi tidak lucu sama-sekali, terutama bila Anda mengalaminya. Hampir sebagian besar pria ternyata seringkali mengalami ejakulasi lebih cepat dari yang diharapkan, baik oleh diri maupun pasangannya  ED pun kerap membuat frustasi karena tak sedikit dari yang bingung mencari penyebabnya.

Yang pasti, menurut Ian Kerner, konselor seks  di harian The New York Times  dan penulis buku She Comes First: the Thinking Man’s Guide to Pleasuring a Woman,  ejakulasi prematur adalah salah satu problem serius yang dialami kaum Adam di era modern ini.  Kerner menyuguhkan beberapa fakta dan angka menarik seputar ED yang perlu Anda ketahui.

- 30 (persen)
Sekitar 30 persen pria di dunia diperkirakan mengalami ejakulasi dini.  Faktanya, angka ini bisa jauh lebih tinggi karena ED adalah masalah seksual  paling lumrah yang bisa dialami oleh siapa pun, tanpa mempedulikan usia atau seberapa besar pengalaman dan pengetahuan Anda tentang seks.

- 15  (detik)

Walaupun Anda pernah melihat film biru atau mendengar cerita orang, kebanyakan pria sebenarnya tidak mampu berhubungan intim berlama-lama. Rata-rata pria melakukan intercourse hanya selama dua hingga lima menit saja sebelum berejakulasi.

Namun bagi pria pengidap ED, lamanya waktu tersebut adalah impian.  Pengidap ED hanya mampu bertahan kurang dari semenit bahkan sejumlah riset menyatakan pria dengan masalah ED hanya mampu bertempur selama 15 detik saja.

- 2 (jenis neurotransmitter)
Selama bertahun-tahun, peneliti meyakini beberapa hal penyebab ED, termasuk faktor psikologis seperti kecemasan dan rasa bersalah, kebiasaan masturbasi, penis yang terlalu sensitif atau minimnya pengalaman seksual. Meski ada nilai kebenaran pada teori tersebut, penyebab utama ED justru berkaitan pada dua jenis zat kimia dalam tubuh yang berfungsi sebagai pengantar (neurotransmitter).

Studi terbaru menyatakan bahwa ED sifatnya seperti cacat atau bawaan sejak lahir.  Para ahli juga masih menyelidiki kaitan antara ED dengan cara kerja sistem saraf manusia.  Perubahan pada dua jenis neurotransmitter diduga ikut bertanggungjawab pada timbulnya ED.

- 12 (kali lebih lama)
Perkembangan ilmu kedokteran telah memunculkan harapan baru bagi pengobatan ejakulasi dini. Obat-obat antidepresan yang disebut SSRI (Selective serotonin reuptake inhibitor) dapat membantu kadar neurotransmitter jenis serotonin sehingga dapat menunda atau memperlambat ejakulasi.  Bahkan para ahli tengah mengembangkan sejenis obat dalam bentuk semprot yang dapat menunda terjadinya ejakulasi hingga 12 kali, dari rata-rata 15 detik hingga 3 menit.  Obat semprot ini bernama Topical Eutectic Mixture for Premature Ejaculation (TEMPE)  ini masih dalam penelitian dan segera akan didaftarkan ke FDA.

- 1 (tujuan)
Berbagai penemuan para ilmuwan memang dapat membantu pengidap ED, tetapi tidak menyembuhkannya. Belum ada satu jenis pengobatan yang dapat menyembuhkan PE, selain itu pun tidak ada cara instan untuk mengatasinya.  Upaya medis hanyalah upaya membantu meningkatkan kemampuan pasien ED agar dapat bertahan lebih lama dan menambah rasa kepercayaan diri mereka. Dengan kepercayaan diri, mereka dapat lebih fokus pada latihan mengasah skill  membawa pasangan menuju orgasme, yang merupakan satu tujuan utama. Ada banyak teknik yang dapat dikembangkan dan dipelajari untuk memuaskan pasangan. Dengan begitu, seks tidak selalu harus dibantu obat-obatan.(Kompas,Kamis, 23 September 2010)

Rutin Ejakulasi Hadang Kanker Prostat?

Kanker prostat adalah kanker paling umum di kalangan pria berusia lebih dari 50 tahun. Kanker ini jarang menyerang pria di bawah 45 tahun kecuali bila ada di antara keluarga yang memiliki riwayat penyakit ini.

Gaya hidup sehat yang dibarengi dengan pola makan bergizi dan olahraga merupakan cara paling efektif untuk menangkal kanker yang hingga kini belum diketahui penyebabnya ini. Meski masih kontroversial, salah satu mitos yang banyak dipercaya untuk mengurangi risiko kanker ini adalah dengan frekuensi hubungan seks yang sering.

Banyak dokter mengamati bahwa pria bertubuh bugar karena sering olahraga dan rutin melakukan hubungan seksual jarang mengalami masalah prostat. Para ahli yang mendukung teori ini juga mengatakan ejakulasi akan membuat saluran pengeluaran di penis tidak tersumbat.

Sebuah studi yang dimuat dalam The British Journal of Urology menemukan bahwa aktivitas seksual para pria usia 50-an tahun bisa memberi perlindungan dari penyakit ini. "Hal ini disebabkan pelepasan racun yang terakumulasi selama beraktivitas seksual bisa mengurangi risiko berkembangnya kanker pada wilayah prostat," kata Polyxeni Dimitropoulou yang memimpin studi itu. Akan tetapi, hal itu perlu studi lebih lanjut.(Kompas,Jumat, 11 Desember 2009)

Tak Sampai 60 Detik? Ejakulasi Dinilah!

SEJAUH ini, definisi ejakulasi prematur (premature ejaculation/PE) hanya dibatasi pada masalah terlalu  cepatnya pria mengeluarkan sperma pada saat berhubungan intim.  Belum adanya batasan mengenai "berapa lama" waktu yang pantas dijadikan patokan pria mengalami ejakulasi prematur jelas dapat menimbulkan  masalah dalam menentukan diagnosa.

Saat berhubungan intim, waktu memang tidak akan menjadi persoalan kalau istri mencapai orgasme dalam tempo 10 detik dan Anda mengalami ejakulasi pada 15 detik. Namun, konsep lady first yang menjadi patokan selama ini juga kerap menjadi beban psikologis buat pria.

Nah, problema mengenai "batasan waktu" ini tampaknya akan berakhir. Definisi yang jelas soal waktu setidaknya dapat menjadi titik terang dan informasi berharga bagi pria.  Para ahli seksologi terkemuka dalam pertemuan ke-103 Annual Scientific Meeting of the American Urological Association (AUA) di Orlando, Florida, AS, Senin (19/5), ini rencananya bakal menyepakati soal batasan definisi ejakulasi prematur.

Panel internasional yang terdiri dari 21 ahli ejakulasi prematur telah membuat definisi ini berdasarkan tinjauan riset dan pembahasan mendalam pada sebuah pertemuan di Amsterdam, Oktober 2007 lalu.

Definisi resmi menurut para ahli adalah sebagai berikut: " Ejakulasi prematur adalah disfungsi seksual pada pria yang ditandai ejakulasi yang selalu atau hampir selalu terjadi menjelang atau selama satu menit setelah penetrasi ke dalam vagina." 

Selain itu, istilah PE juga diartikan para ahli sebagai: "ketidakmampuan pria untuk menunda ejakulasi pada saat penetrasi vagina dan konsekuensi-konsekuensi pribadi yang negatif seperti kondisi tertekan, gelisah, frustrasi, dan menghindari keintiman seksual."      

Panel juga setuju bahwa definisi ini bisa diterapkan pada pria yang mengalami ejakulasi dini pada saat melakukan aktivitas seks selain hubungan intim melalui vagina. "Untuk sesuatu yang telah menimbulkan efek mendalam pada pria muda dan tua harus ada batasan definitif untuk mendiagnosa PE," kata Ira Sharlip, MD, urolog asal San Francisco, yang juga merumuskan definisi PE dalam rilis terbaru American Urological Association.

"Harapannya adalah makin banyak pria yang mengalami gejala ini akan memahaminya sebagai kondisi kesehatan aktual dan mereka berupaya mencari pengobatan. Mereka tak perlu lagi menderita dalam kesendirian," ujarnya.

Panel juga mencatat bahwa dalam pertemuan mereka di Amsterdam tidak dihadiri wakil dari industri yang dikhawatirkan akan memengaruhi penyusunan definisi. (Kompas,Senin, 19/5/2008)

Tunda Ejakulasi dengan Rabaan

Bila esensi  sebuah puisi adalah kata, esensi lukisan adalah warna, maka sentuhan dan rabaan adalah esensi hubungan seksual. Begitu pendapat ahli terapi seks terkemuka dari Amerika Serikat, William Master MD dan Virginia Johnson, yang mempopulerkan teknik sensasi seks dalam penyembuhan impotensi.

Prinsip dasar teknik sensasi adalah melakukan percumbuan dengan memanfaatkan sentuhan dan rabaan tanpa bersenggama. Gagasan pokok  dari teknik ini adalah merasakan sensasi seksual secara lebih luas ketimbang sekadar mencapai orgasme.

Menurut Robert Birch, penulis buku Male Sexual Endurance,  selain efektif untuk membangkitkan gairah seksual, teknik ini juga efektif untuk memperlama terjadinya ejakulasi. Dengan penekanan pada sensasi, kata Birch, maka Anda akan terlatih untuk tidak terburu-buru mencapai klimaks.

Barbara Keesling Ph.D, penulis buku How to Make Love All Night (and Drive a Woman Wild) juga menganjurkan penggunaan teknik itu untuk memperoleh kenikmatan seks yang memuaskan. Dengan menghindari persenggamaan untuk sementar waktu, katanya, akan membuat kegelisahan pria saat di tempat tidur berkurang.

Dengan demikian, seperti sering diungkapkan oleh para ahli terapi seks umumnya, perasaan santai yang muncul saat di tempat tidur itu akan lebih memungkinkan diperolehnya kenikmatan seksual yang lebih baik.

Untuk kepentingan itu, Dr. Keesling menganjurkan agar para pasangan mempraktekkan percumbuan dengan saling menyentuh dan meraba sekujur badan pasangannya mulai dari wajah, leher, punggung, dada, dan kemudian baru ke organ intim. Sekali lagi hindari keinginan untuk bersenggama supaya Anda terlatih untuk tidak buru-buru mengakhiri percumbuan Anda. (Kompas,Rabu, 18 November 2009)